“Aku untuk kamu, kamu untuk aku namun semua apa mungkin. Iman kita yang berbeda :’)”
Demikian sebuah status agak galau yang tertulis di akun facebook seorang
teman. Saya tergelitik membacanya. Dari isi status facebook itu nampak
bahwa sang pemilik akun sedang jatuh cinta dengan orang yang berbeda
agama/keyakinan/iman. Lalu munculah dilema dan gejolak, pilih cinta atau
agama? Yup, kasus cinta beda agama memang tidak jarang terjadi di
masyarakat kita yang pluralis ini. Bahkan mungkin diantara Anda para
pembaca ada yang mengalaminya sendiri.
Saya
sendiri punya kenalan seorang teman yang kebetulan nasrani. Kebetulan
dia cewek. Dia jatuh cinta sama seorang cowok/pria muslim. Kedua orang
tuanya dengan keras melarang dia agar tidak lagi berhubungan dengan si
cowok. Namun dia tetap nekad terus menjalin hubungan dengan si cowok
yang beda agama dengan keluarganya itu. Bahkan hubungan atas nama cinta
tersebut berlanjut sampai ke jenjang pernikahan. Karena sang ayah tidak
merestui akhirnya pernikahan itu diwakilkan kepada wali hakim. Namun
karena itu sudah menjadi pilihan terbaik baginya, kini teman saya itu
memutuskan berpindah agama menjadi muslim mengikuti sang suami. Dan
seiring berjalannya waktu kini mereka telah dikaruniai seorang putra.
Cinta
beda agama memang kerap kali memunculkan dilema diantara sepasang
kekasih yang menjalaninya. Tidak jarang pula menimbulkan kecanggungan
dalam sebuah hubungan relationship, takut kalau sampai
menyinggung salah satu pihak. Namun yang paling kerap menjadi masalah di
sini adalah restu kedua orang tua/keluarga masing-masing. Pada orang
tua/keluarga yang sangat religius dan konservatif biasanya akan
sulit menerima mantu yang beda iman/agama. Dimungkinkan, kecuali sang
calon mantu bersedia pindah agama. Di sini akan muncul gejolak antara
mempertahankan cinta atau mempertahankan iman-nya.
Pada sisi yang lain, dalam keluarga yang demokrasi dan terbuka biasanya akan lebih fleksibel
dalam menyikapi cinta beda agama. Keluarga semacam ini akan membebaskan
pilihan pada anaknya yang menjalani cinta. Orang tua hanya akan
memberikan nasihat-nasihat/wejangan yang sekiranya bermanfaat
sebagai bekal bagi anak-anaknya dalam menjalin hubungan cinta. Namun
pilihan tetap diserahkan kepada sang anak tanpa intimidasi orang
tua/keluarga. Pada orang tua/keluarga yang demokrasi semacam ini
beranggapan bahwa pilihan sang anak adalah pilihan yang terbaik bagi
kehidupan sang anak itu sendiri. Karena sang anak lah yang akan
menjalani hubungan itu. Toh hal ini juga sebagai proses pendewasaan dan
pembelajaran demokrasi kepada sang anak.
Nah,
mengingat banyaknya dilema dan gejolak dalam menjalin cinta beda agama,
antara mempertahankan atau menyudahi, antara iman atau cinta, antara
restu orang tua atau sang kekasih pujaan hati, mendingan baca dulu tips
sederhana ini. Berikut hal yang sebaiknya Anda lakukan dan perhatikan
sebelum atau saat mengalami cinta beda agama:
-
Yakinkan hati Anda. Sebelum Anda benar-benar memutuskan menjalin cinta
beda agama, cobalah yakinkan kembali hati Anda. Apa yang membuat Anda
jatuh cinta dan mesti kepadanya (orang yang beda agama)?
- Fokuskan apa tujuan Anda menjalin cinta beda agama tersebut. Sekedar having fun, suka-suka, enjoy,
menikmati masa muda, atau mungkin menjurus ke jenjang yang lebih serius
lagi? Sebaiknya, pada awal-awal menjalin hubungan tanyakan dulu kepada
kekasih Anda, apakah sekedar having fun atau mau lanjut ke pelaminan.
-
Konsultasikan kepada keluarga/orang tua masing-masing. Ini khusus
berlaku bagi pasangan yang memang ingin menjalani hubungan secara lebih
serius. Biasakan terbuka kepada orang tua tentang jodoh/calon pasangan
hidup yang kita mau. Sebaiknya konsultasikan kepada keluarga/orang tua
manakala Anda ingin menjalin hubungan serius dengan orang yang beda
agama. Walau pada akhirnya keputusan terbaik ada di tangan Anda sendiri.
-
Lihat dan resapi bagaimana sikap/tanggapan keluarga sang kekasih
terhadap Anda. Apakah mereka bisa menerima perbedaan keyakinan itu?
Apakah mereka mau bersikap legowo dengan perbedaan tersebut?
Hubungan sebuah cinta yang suci tentu akan lebih indah dan berkah
manakala mendapatkan persetujuan/restu dari orang tua kedua belah pihak.
-
Renungkan kisah cinta Anda. Cobalah renungkan apakah terjadi
masalah-masalah yang parah dalam perjalanan cinta Anda yang beda agama
itu. Semisal saja, apakah terjadi perselisihan yang serius menyangkut
ideologi agama. Bila terjadi perselisihan menyangkut perbedaan agama
tersebut, sebaiknya saling toleransi dan kedepankan penyelesaikan secara
baik-baik dan dewasa. Tentu akan lebih baik lagi bila masing-masing
pasangan sudah bisa saling menerima perbedaan yang ada, tanpa memaksakan
sang kekasih untuk mengikuti agama-nya.
Itulah
beberapa tips sederhana atau hal-hal yang sebaiknya Anda perhatikan
dalam menjalani cinta beda agama. Di sini bisa ditarik garis besar,
menjalani cinta beda agama adalah hak azasi setiap manusia yang tidak
boleh diintimidasi. Bila Anda mengalami dilema/gejolak saat menjalani
cinta beda agama, ada dua pilihan, yaitu mempertahankan cinta Anda
dengan segala konsekuensi yang mungkin akan dihadapi atau menyudahi
hubungan secara baik-baik (sekedar having fun) dengan alasan
mempertahankan iman. Karena cinta memang untuk diperjuangkan, sama
halnya cinta beda agama. Namun yakinlah dibalik setiap perjuangan itu
akan kita temukan kebahagiaan.